PENGARUH INFLASI TERHADAP PERUSAHAAN
Pengaruh inflasi terhadap posisi keuangan dan kinerja preusan dapat mengakibatkan
tidak efisiennya keputusan operacional yang dibuat oleh manajer yang tidak mengerti
pengaruh dari inflasi itu sendiri. Dalam kaitannya dengan posisi keuangan, aktiva keuangan
seperti nilai kas akan berkurang nilainya selama inflasi karena menurunnya daya beli.
Dengan kata lain, pertanggungjawaban keuangan atas kepemilikan juga akan mengalami
penurunan nilai karena perusahaan bisnis akan membayar obligasinya di masa yang akan
datang dengan uang tunai yang sudah kehilangan nilai daya beli. Yang menjadi peringatan
disini adalah pertanggungjawaban keuangan, seperti pinjaman / suku bunga bank jangka
pendek dan jangka panjang, sering mengakibatkan minat untuk meningkatkan tarif yang
sangat tinggi dalam inflasi ekonomi.
Dampak inflasi pada aktiva non moneter digambarkan dalam laporan laba rugi dan
neraca. Selama periode harga yang meningkat, pendapatan penjualan saat ini dibandingkan
dengan persediaan yang mungkin telah dibeli beberapa bulan sebelumnya dan terhadap
penyusunan properti bangunan dan peralatan berdasarkan harga perolehan yang mungkin
telah dibeli beberapa tahun lalu, meskipun faktanya bahwa menempatkan persediaan dan
aktiva tetap menjadi lebih mahal.
Dampak terhadap laporan laba rugi dan neraca ini bisa membuat perusahaan masuk
ke dalam masalah likuiditas. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari perbandingan biaya
lama dengan keuntungan yang baru dapat mengarah pada permintaan dari pemegang saham
untuk meningkatkan deviden dan untuk karyawan – karyawan dengan gaji yang lebih
tinggi, meskipun perusahaan melihat kasnya berkurang. Oleh karena itu, diperkenalkan
sistem akuntansi untuk inflasi yaitu General Purchasing Power Accounting dan Current
Value Accounting.
AKUNTANSI DAYA BELI UMUM DAN PENDEKATAN ARUS NILAI SEKARANG
Akuntansi Daya Beli Umum (General Purchasing Power Accounting)
Filosofi utama mengenai akuntansi daya beli umum adalah untuk melaporkan aktiva,
kewajiban, pendapatan dan biaya – biaya dalam unit moneter dengan daya beli yang sama.
Pendekatannya disini adalah bahwa unit ukuran moneter harus diseragamkan sementara
mempertahankan dasar ukuran yang digunakan dalam laporan keuangan (contohnya : biaya
historis)
Di banyak Negara, laporan keuangan disiapkan dalam biaya histories yang berdasarkan
mata uang. Ini berarti bahwa laporan – laporannya tidak tidak mengalami perubahan
sesuai tingkat harga umum. Dibawah akuntansi daya beli umum, hal – hal non finansial
dalam laporan keuangan (inventaris, modal tetap, dan peralatan) ditetapkan kembali untuk
mencerminkan daya beli umum, biasanya pada akhir neraca saldo.
Akuntansi daya beli umum harus diterapkan pada aktiva dan kewajiban keuangan
dengan baik. Kas, contohnya kerugian daya beli selama periode inflasi karena kas ini
tidak bias membeli sebanyak pada akhir periode seperti yang dilakukan di awal periode.
Keuntungan debitur selama inflasi, karena mereka dapat membayar hutang mereka pada
akhir periode dengan uang tunai yang telah menurun daya belinya. Laporan akuntansi daya
beli umum akan menggambarkan kerugian atau keuntungan dalam penyesuaian pos – pos
moneter yang terpisah.
Masalah lebih lanjut adalah mengenai sifat indeks yang digunakan untuk membuat
penyesuaian akuntansi daya beli umum. Dimana sebelumnya, indeks harga konsumen
merupakan salah satu hal yang paling banyak digunakan secara luas di dunia untuk
mengukur inflasi. Indeks ini akan mengukur perubahan – perubahan harga dalam kisaran
barang – barang dan jasa pelanggan yang dibeli untuk konsumsi akhir. Karena indeks ini
berorientasi konsumen, indeks ini tidak perlu merefleksikan perubahan – perubahan harga
yang secara langsung mempengaruhi perusahaan.
Akuntansi Arus Nilai Saat Ini (Current Value Accounting)
Akuntansi Arus Nilai Saat Ini (Current Value Accounting) adalah hal yang berkaitan
dengan peningkatan atau penurunan biaya atau nilai aktiva tertentu, bukan mengenai
menurunnya daya beli mata uang.
Ada dua pendekatan utama dalam akuntansi nilai sekarang, yaitu :
{ Biaya Pengganti (Current Cost / Replacement Cost) yang banyak digunakan dalam
aktiva non moneter yaitu aktiva dinilai pada apa yang telah dikorbankan dengan apa
yang akan menggantikannya.
{ Biaya Penjualan (Current Exit Price/ Selling Price/Net Realizable Value) yaitu menilai
aktiva pada tingkat harga penjualan dikurangi biaya pelengkap penjualan
Akuntansi arus nilai sekarang berakibat pada keuntungan atas kepemilikan dan kerugian
saat aktiva non moneter dinilai kembali. Akuntansi arus nilai sekarang jelas lebih kompleks
karena akuntansi ini membutuhkan gabungan antara harga sebenarnya, perkiraan,
penaksiran nilai dan kelompok aktiva yang homogen.
Current Value: GPP Accounting
Meskipun kita telah membicarakan GPP dan CVA secara terpisah, banyak akuntan san
ekonom percaya bahwa keduanya ini sebaiknya digabungkan dalam sistem akuntansi nilai
nyata (real value accounting system). Penting sekali untuk mengingat bahwa perubahan-
perubahan pada tingkat harga umu akan cenderung berbeda dari perubahan harga khusus
yang relevan dengan perusahaan
IASB TERHADAP AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA DAN INFLASI
Reaksi pertama IASC (sekarang IASB) pada akuntansi inflasi muncul pada tahun 1977
di IAS 6, yaitu Respon Akuntansi pada Perubahan Harga. Pada poin tersebut, tidak ada
standar definitif baik itu di Amerika Serikat atau di Inggris, dan ada ketidaktpastian seperti
bagaimana masalah akuntansi inflasi dapat diselesaikan di dua negara tersebut.
Standar inflasi yang lebih definitif tidak muncul, ingá sampai pada tahun 1981 dengan
keluarnya IAS 15, yaitu Refleksi Informasi Dampak Perubahan Harga, yang menggantikan
IAS 6. Pada saat itu, FASB telah mengeluarkan SFAS 33 mengenai Pelaporan Keuangan
dan Perubahan Harga.
Tipe-tipe utama informasi berikut ini merefleksikan dampak-dampak perubahan
harga yang direkomendasikan untuk pengungkapan oleh IAS 15 sebagai berikut:
1) Jumlah penyesuaian untuk atau jumlah penyesuaian penyusutan properti, bangunan, dan
peralatan.
2) Jumlah penyesuaian untuk atau jumlah penyesuaian dari harga pokok penjualan.
3) Penyesuaian yang berkaitan dengan pos-pos keuangan, dampak peminjaman, atau
bunga kepemilikan ketika penyesuaian ini telah dimasukkan ke dalam akun dalam
menentukan pendapatan di bawah metode akuntansi yang diadopsi.
4) Dampak keseluruhan dari hasil (pendapatan) dari penyesuaian sebagaimana pada pos-
pos lainnya yang merefleksikan dampak perubahan harga yang dilaporkan di bawah
metode akuntansi yang diadopsi.
5) Ketika metode biaya sekarang diadopsi, biaya sekarng property, bangunan, dan perlatan
serta persediaan.
6) Metode yang diadopsi untuk menghitung informasi yang disebut dalam pos-pos
sebelumnya, termasuk sifat dari indeks yang digunakan.
IAS 15 penting karena IAS 15 mengenali kebutuhan informasi untuk diungkapkan,
mengenai dampak perubahan harga & inflasi dan memberikan pedoman khusus yang dapat
diikuti oleh berbagai perusahaan untuk memperbaiki kualitas pengungkapan. Fakta bahwa
adanya informasi pokok dari satu negara ke negara lainnya bisa berbeda, tentu saja ini
menjadi masalah, tetapi profesi akuntansi jelas tidak bisa disesuaikan dengan solusi dunia.
Perkembangan sistem akuntansi untuk inflasi di Inggris, Amerika Serikat dan Benua
Eropa
1 . Inggris. Profesi akuntansi memperkenalkan SSAP 16 (Statement of Standard
Accounting Practice – 16), mengenai “Akuntansi Biaya Sekarang” pada tahun 1980,
dimana kebutuhan laporan keuangan akuntansi biaya sekarang baik itu sebagai laporan
tambahan maupun sebagai laporan utama. Dengan ketentuan bahwa laporan biaya
historis juga harus bisa disediakan. Walaupun begitu, SSAP 16 secara resmi ditarik
pada tahun 1988 mengikuti penolakan tingkat inflasi dan kecaman dari bisnis. Pada saat
yang sama, banyak perusahaan mengevaluasi kembali secara periodik terhadap tanah
dan bangunan mereka pada nilai pasar (memperkirakan keluaran atau harga jual).
2 . Amerika Serikat. Regulasinya pertama kali diperkenalkan dengan sah yang ditentukan
oleh SEC tahun 1976 (Rilis Seri Akuntansi 1990) untuk mengungkap penggantian
informasi biaya yang berkaitan dengan penyusutan, harga pokok penjualan, aktiva
tetap, dan persediaan. Selanjutnya, tahun 1979, FASB mengeluarkan SFAS No 33
(Statement of Financial Accounting Standard – 33) yang berjudul “Pelaporan Keuangan
dan Perubahan Harga”.
3 . Benua Eropa. Ada lebih sedikit antusiasme untuk pengenalan sistem akuntansi untuk
inflasi, meskipun telah ada rekomendasi resmi pada subjeknya. Contohnya, di Perancis
dan Jerman. Di Perancis pada kahir tahun 1970 ketika evaluasi kembali dilakukan
dengan menggunakan indeks pemerintah dibutuhkan untuk semua aktiva jangka
panjang dan aktiva tetap. Evaluasi kembali ini tidak memiliki dampak pada pendapatan
kena pajak, seperti pada penyusutan tambahan. Di Swedia, tidak ada kebutuhan –
kebutuhan akan akuntansi inflasi, tetapi beberapa pengungkapan sukarela khusus telah
dibuat.
Perkembangan Sistem Akuntansi di Amerika Selatan
Di Brazil, akuntansi untuk inflasi digunakan pada awal tahun 1950, tetapi hukum
perusahaan yang baru tahun 1976 melakukan penyesuaian, yaitu perusahaan menyajikan
ulang akun – akun aktiva tetap dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks
harga yang diakui oleh pemerintah untuk mengukur devaluasi mata uang lokal.
Di Argentina, sistem akuntansi untuk inflasi diperkenalkan terutama lewat prakarsa
dan keterlibatan profesi akuntansi. Tahun 1972, sebuah pernyataan dikeluarkan yang
menganjurkan publikasi laporan keuangan GPP tambahan.
Akuntansi arus nilai sekarang di Belanda
Di Belanda, orang-orang telah mengetahui akuntansi nilai sekarang sejak lama.
Pendidikan yang ekstensif bagi para akuntan dalam ekonomi bisnis menghasilkan filosofi
akuntansi yang difokuskan dengan nilai dan biaya sekarang dan dengan prinsip dan praktek
ekonomi bisnis. Walaupun tidak diperlukan persyaratan untuk menggunakan akuntansi
nilai sekarang, sebagai informasi utama atau tambahan, terdapat beberapa faktor pendukung
untuk memakainya.
Alasan digunakannya akuntansi nilai sekarang :
{ Melibatkan teori Professor Theodore Limperg, yang sering disebut sebagai Bapak
teori nilai ganti karena dari hasil kerjanya di Belanda tahun 1920 dan 1930. Beliau
memfokuskan diri pada hubungan yang kuat antara ekonomi dan akuntansi dan percaya
bahwa pendapatan tidak bisa dicari tanpa memelihara sumber pendapatan bisnis dari
pertimbangan yang dilakukan.
{ Belanda belajar dari pengalaman pada perusahaan multinasional besar yaitu Philips,
yang merupakan pelopor laporan keuangan nilai sekarang. Faktanya, Philips pertama
kali menggunakan pendekatan ini tahun 1936 untuk tujuan akuntansi biaya internal
dan memperkenalkannya tahun 1952 ke dalam laporan utama untuk tujuan pelaporan
keuangan. Namun pada tahun 1992, perusahaan memutuskan untuk kembali pada
akuntansi biaya historis yang akan memperbaiki komunikasi para pemegang saham dan
lebih dekat dengan praktek akuntansi internasional.
Nilai sekarang ditentukan oleh departemen penjualan untuk aktiva tetap (baik tersendiri
atau dalam kelompok sejenis), oleh departemen produksi untuk sejumlah peralatan desain
khusus, dan oleh desain bangunan dan gedung departemen produksi untuk bangunan.
Pada kasus persediaan, indeks biasanya digunakan untuk memperbaharui nilai sekarang
dari kelompok aktiva sejenis. Penambahan (atau pengurangan) dalam nilai persediaan dan
aktiva tetap untuk perubahan harga tertentu dikredit (didebit) ke akun surplus revaluasi
pada neraca dibandingkan ke laporan laba rugi. Akibat perubahan nilai sekarang ini
ditunjukkan dalam laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan yang lebih tinggi atau
lebih rendah (sebagai hasil penambahan atau pengurangan dalam harga persediaan) dan
biaya depresiasi yang lebih tinggi atau lebih rendah.
PROSPEK PERKEMBANGAN AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA DAN
INFLASI
Signifikansi keberadaan tingkat inflasi dan perubahan harga di beberapa negara
mengesankan bahwa kebutuhan dan penggunaan sistem akuntansi inflasi tampaknya
menyisakan sejumlah kontroversi dalam pendugaan masa depan.
Meskipun akuntansi daya beli umum telah digunakan di beberapa negara Amerika
Latin yang berinflasi tinggi, tidak ada contoh standar akuntansi biaya sekarang atau regulasi
di Inggris dan Amerika Serikat pada tingkat nasional yang menyelamatkan kemusnahan
penelitian akuntansi inflasi pada tahun 1980-an. Namun beberapa perusahaan Eropa
membuat pengungkapan nilai sekarang secara sukarela.
Kontroversi, hal ini masih meliputi banyak aspek akuntansi nilai sekarang, khususnya
dengan perubahan perlengkapan dan pemeliharaan keuntungan dan kerugian pos – pos
moneter. Masalah lainnya termasuk penggunaan indeks, khususnya tambahan dari luar
negeri dan verifikasi nilai sekarang perusahaan industri yang mengalami perubahan
teknologi dengan cepat.
Pemberian perhatian baru-baru ini pada akuntansi nilai sekarang atau nilai wajar,
diharapkan akan menjadi sejumlah percobaan masa depan dengan berbagai jenis perubahan
sistem akuntansi harga. Selain itu, mungkin juga menjadi pertumbuhan apresiasi keadaan
dimana pendekatan alternatif mungkin atau tidak mungkin atau berguna dalam mengukur
laba dan asset. Kegunaan dari harga jual atau harga keluar dalam konteks perubahan harga,
terutama dengan memperhatikan nilai properti atau investasi, juga akan diapresiasikan
dengan lebih baik. Selain itu, menjadi tanggung jawab untuk menggunakan sumber
informasi relevan lainnya seperti arus kas.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete