Utang dagang dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menyebabkan bertambahnya saldo dan transaksi pengeluaran kas yang menyebabkan berkurangnya saldo rekening tersebut. Oleh karena itu risiko pengujian detil untuk asersi-asersi utang dagangdipengaruhi oleh risiko bawaan,risiko prosedur analitis,dan factor-faktor risiko pengendalian yang ada pada kelompok transaksi tersebut.
Jenis aktiva tetap yang bebeda mempunyai risiko bawaan dan risiko pengendalian yang berbeda pula. Risiko bawaan tanah lebih rendah dari pada risiko bawaan kendaraan maupun bangunan. Hal ini beralasan sebab adanya kerentanan pengendalian dan kerumitan penghitungan dalam estimasi umur ekonomis kendaraan dan nilai residunya. Variasi risiko bawaan dan pengendalian di antara berbagai asset tersebut, perlu deperhatikan auditor. Auditor perlu mempertimbangkan hal itu denga menentukan tingkat risiko deteksi yang tepat untuk masing-masing asersi.
Perbedaab jenis perusahaan juga mempengaruhi penetapan risiko bawaan asersi keberadaan atau keterjadian. Risiko bawaan asersi keberadaan atau keterjadian pada perusahaan dagang relative lebih rendah dari pada perusahaan manufaktur. Hal ini beralasan sebab kemungkinan terjadinya ketiadaan pencatatan atas kausan aktiva tetap,aktiva yang tidak memiliki umur ekonomis lagi,adalah lebih besar pada perusahaan pemanufakturan dari pada perusahaan dagang. Disamping itu, kausan aktiva tetap pada perusahaan manufaktur relative lebih besar. Ada juga berbagai factor lain yang mempengaruhi tinggi rendahnya risiko bawaan. Risiko bawaan asersi penilaian atau pengalokasian relative tinggi pada pembelian aktiva tetap dengan menggunakan kredit jangka panjang.
Risiko pengendalian aktiva tetap pada umumnya relative rendah karena transaksi ini jarang terjadi,dan adanya otorisasi direktur ataupun dewan komisaris atas pembelian aktiva tetap yang penting. Meskipun risiko pengendaliannya rendah sehingga menyebabkan risiko deteksinyaditetapkan pada tingkat yang tinggi,auditor perlu menggunakan pendekatan penggutamaan pengujian substantive atau primarily substantive approach. Hal ini disebabkan transaksi pembelian aktiva tetap secara individual membawa pengaruh yang material pada laporan keuangan.
Merancang uji substantive
Seperti yang kita ketahui,tingkat risiko deteksi bisa diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan dicapai menggabungkan bukti yang diperolehdari pengujian substanstif yang dirancang dengan tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian detail. Kerangka umum untuk mengembangkan program audit untuk pengujian substantive dan contoh program audit untuk piutang dagang dapat juga digunakan untuk merancang pengujian substansif utang dagang. Daftar pengujian substantive yang mungkindilakukan untuk dicantumkandalam program audit terdiri dari:
1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan prosedur awal bidang usaha klien
2. Lakukan prosedur-prosedur awal terhadap saldo utang dagang dan catatan-catatan yang akan diuji.
3. Lakukan prosedur analitis
4. Ambilah suatu sampel transaksi utangdagang dan periksalah dokumen pendukung transaksi-transaksi tersebut.
5. Lakukan pengujian pisah batas pembelian.
6. Lakukan pengujian pisah batas pengeluaran kas
7. Lakukan pencarian utang tak dicatat
8. Konfirmasi utang dagang
9. Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang diterima klien dari pemasok
10. Bandingkan penyajian dalam laporang dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Perlu diperhatikan bahwa setiap pengujian yang mungkin dilakukan dan dicantumkan dalam program audit tersebut diarahkan pada satu atau lebih tujuan audit saldo rekening utang dagang. Perlu diperhatikan juga saldo rekening bisa dicapai dengan berbagai macam pengujian masing-masing pengujian tersebut adalah:
1. Prosedur-prosedur awal
2. Prosedur analitis
3. Pengujian detil transaksi
4. Pengujian detil saldo
5. Penyajian dan pengungkapan.
No comments:
Post a Comment