Penjualan oleh perusahaan induk kepada perusahaan anak disebut dengan penjualan arus ke bawah, dan penjualan oleh perusahaan anak kepada perusahaan induk disebut dengan penjualan arus ke atas.
Jumlah resiprokal penjualan dan harga pokok penjualan (atau pembelian) dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi dengan mengabaikan apakah penjualan tersebut arus kas ke atas ataukah arus kas ke bawah. Demikian juga setiap laba bruto yang belum direalisasi dalam persediaan dieliminasi semuanya dalan penjualan arus kas ke bawah dan keatas. Tetapi pengaruh laba yang belum direalisasi pada laporan terpisah laporan induk (sebagai investor) dan pada laporan keuangan konsolidasi( yang menunjukan pendapatan pemegang saham mayoritas) ditentukan oleh ektivitas penjualan antar perusahaan dan persentase kepemilikan pada perusahaan anak, kecuali untuk perusahaan anak yang dimiliki 100 persen yang tidak mempunyai hak minoritas.
Dalam kasus penjualan arus ke bawah pendapatan terpisah perusahaan induk meliputi seluruh jumlah laba yang belum direalisasi (termasuk dalam akun penjualan dan harga pokook penjualan) dan pendapatan perusahaan anak tidak terpengaruh.
Pendapatan hak minoritas mungkin dipengaruhi oleh laba yang belum direalisasi dari penjualan arus ke atas karena standar akuntansi tidak menjelaskan mengenai perhitungannnya. Pendekatan yang mengalokasikan laba dan rugi yang belum direalisasi dari penjualan arus ke atas secara proporsional antara hak mayoritas dan minoritas pada dasarnya lebih baik karena pendekatan ini menerapkan sudut pandang yang konsisten (dari entitas yang dikonsolidasikan) kepada hak mayoritas dan hak minoritas. Baik laba bersih konsolidasi maupun pendapatan hak minoritas dihitung berdasarkan pendapatan yang direalisasi dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan. Dalam praktik akuntansi jumlah laba dan rugi yang belum direalisasi dari penjualan ke atas mungkin dialokasikan antara hak mayoritas dan minoritas. Oleh karena itu laba dan rugi yang belum direalisasi dari penjualan arus ke atas dialokasikan secara proporsional antara laba bersih konsolidasi( hak mayoritas) dan pendapatan hak minoritas (hak minoritas).
Laba yang belum direalisasi dari penjualan arus ke atas
Penjualan oleh perusahaan anak kepada induknya meningkatkan penjualan,harga pokok penjualan dan laba bruto perusahaan anak tetapi tidak mempengaruhi laba operasi perusahan induk sampai barang dagangan dijual kembali oleh perusahaan induk kepada entitas lainnya. Laba bersih perusahaan induk dipengaruhi karena perusahaan induk mengakui bagiannnya atas pendapatan perusahan anak atas dasar ekuitas.
Penangguhan laba antar-perusahaan dalam
Periode penjualan antar-perusahaan
Diasumsikan bahwa PT Siaga (peruahaan anak) menjual barang dagangan yang dibeli seharga Rp7.500.000 kepada PT Penggalang (perusahaan induk) dengan harga Rp 20.000.000 selama tahun 20X7 dan bahwa PT penggalang menjual 60 persen dari barang dagangan tersebut kepada pihak luar selama tahun 20X7 dengan harga Rp15.000.000. Pada akhir tahun laba persediaan yang belum direalisasi sebesar Rp.5.000.000 (harga perolehan sebesar Rp3.000.000 tetapi dimasukkan dalam persediaan PT Penggalang sebesar Rp8.000.000). Jika PT Siaga melaporkan laba bersih tahun 20X7 sebesar Rp50.000.000 bagian PT Penggalang diakui seperti dibawah ini:
Bagian A
Jika PT Siaga adalah perusahaan anak yang dimiliki 100%
Investasi pada PT Siaga Rp50.000.000
Pendapatan dari PT Siaga Rp50.000.000
Untuk mencatat 100% pendapatan yang dilaporkan PT Siaga sebagai pendapatan dari perusahaan anak.
Pendapatan dari PT Siaga Rp5.000.000
Investasi pada PT Siaga Rp5.000.000
Untuk menangguhkan 100% laba persediaan yang belum direalisasi yang dilaporkan oleh PT Siaga sampai realisasi
Ayat jurnal tunggal sebesar Rp45.000.000 [(Rp50.000.000-Rp5.000.000)x100%] juga dapat diterima
Bagian B
Jika PT Siaga adalah perusahaan anak yang dimiliki 75%
Investasi pada PT Siaga Rp37.500.000
Pendapatan dari PT Siaga Rp37.500.000
Untuk mencatat 75% pendapatan yang dilaporkan PT Siaga sebagai pendapatan dari perusahaan anak.
Pendapatan dari PT Siaga Rp3.750.000
Investasi pada PT Siaga Rp3.750.000
Untuk menangguhkan 75% laba persediaan yang belum direalisasi yang dilaporkan oleh PT Siaga sampai realisasi
Ayat jurnal tunggal sebesar Rp33.750.000[(Rp50.000.000-Rp5.000.000)x75%] juga dapat diterima.
Seperti yang diilustrasikan jika PT Penggalang mencatat 100 persen dari pendapatan PT Siaga berdasarkan metode ekuitas , PT Penggalang harus mengeliminasi 100 persen dari setiap laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam pendapatan tersebut. Tetapi jika PT Penggalang hanya mencatat 75 persen dari pendapatan PT Siaga berdasarkan metoe ekuitas, PT Penggalang harus mengeliminasi hanya 75 persen dari setiap laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam pendapatan PT Siaga tersebut. Pada kedua kasus semua laba yang belum direalisasi yang dicatat oleh PT Penggalang dieliminasi dari akun pendapatan dan investasi PT Penggalang.
Pengakuan laba antar- perusahaan atas penjualan kepada pihak luar
Pengaruh laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal pada perusahaan induk dan laba bersih konsolidasi berlawanan dengan pengaruh laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir. Karena itu, hubungan antara laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir (tahun penjualan antar- perusahaan) dan laba bersih konsolidasi adalah langsung, sedangkan hubungan antara laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal (tahun penjualan kepada pihak luar) dan laba bersih konsolidasi adalah terbalik. Hal ini diilustrasikan dengan melanjutkan contoh PT Penggalang dan PT Siaga untuk menunjukan realisasi selama tahun 20X8 atas laba yang belum direlisasi dalam persediaan 31 Desember 20X7 sebesar Rp5.000.000. Diasumsikan bahwa tidak ada transaksi antar-perusahaan antara PT Penggalang dan PT Siaga selama tahun 20X8, bahwa PT Siaga adalah perusahaan anak yang dimiliki PT Penggalang sebesar 75% dan bahwa PT Siaga melaporkan pendapatannya tahun 20X8 sebesar Rp60.000.000. PT Penggalang mencatat bagiannya atas pendapatan PT Siaga berdasarkan metode ekuitas sebagai berikut:
Investasi pada PT Siaga Rp45.000.000
Pendapatan dari PT Siaga Rp45.000.000
Untuk mencatat 75% laba yang dilaporkan PT Siaga sebagai pendapatan dari perusahan anak.
Investasi pada PT Siaga Rp3.750.000
Pendapatan dari PT Siaga Rp3.750.000
Untuk mencatat realisasi selama tahun 20X8 sebesar 75% dari Rp5.000.000 laba persediaan tahun 20X7 yang elum direlisasi.
Alokasi antara saldo investasi (75 persen) dan pihak minoritas (25persen) diperlukan bagi laba yang belum direlisasi dalam persediaan awal dari penjualan arus ke atas untuk memperbaiki pengaruh tahun sebelumnya pada akun investasi dan hak minoritas.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete